1. Langkah-Langkah
Menulis Etnografi
Menulis etnografi
sebenarnya hampir sama dengan menulis penelitian yang lain, hanya saja terdapat
beberapa poin yang membedakannya. Dalam menulis penelitian, tentu dibutuhkan
kesabaran dan ketelitian dalam mengolah data hingga menjadi bentuk tulisan yang
mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Selain itu, keakuratan data juga
menjadi sumber pertimbangan tersendiri agar penelitian tersebut mampu dipertanggungjawabkan
secara akademik.
Menurut Spradley (2007),
langkah-langkah yang harus dipertimbangkan dalam menulis penelitian etnografi, di
antaranya sebagai berikut:
a. Memilih
Khalayak
Langkah pertama adalah memilih khalayak atau pembaca
karena pembaca akan memenangkan setiap aspek dalam etnografi. Semua penulisan
merupakan salah satu bentuk komunikasi antar manusia, artinya menulis hampir
sama dengan berbicara Penulis memilih pembaca mengidentifikasinya secara jelas.
Sehingga selama proses penulisan, penulis dapat mengingat siapa yang akan
membaca tulisannya kelak.
b. Memilih
Tesis
Langkah kedua
adalah memilih tesis. Tesis merupakan pesan utama dari tulisan yang ingin
dibuat oleh penulis. Ada beberapa sumber untuk menemukan suatu tesis, di
antaranya sebagai berikut:
1)
Dapat berasal dari tema-tema yang penulis
temukan ketika melakukan penelitian etnografi
2)
Dapat berasal dari seluruh tujuan penelitian
etnografi
3)
Dapat berasal dari literatur-literatur
ilmu-ilmu sosial
c. Membuat
Daftar Topik dan Garis Besar
Langkah ketiga
adalah membuat daftar topik dan garis besar. Dalam penelitian etnografi, tema
yang dibahas biasanya berupa aspek-aspek seputar kebudayaan. Untuk membuat
daftar topik dan garis besar, penulis dapat menggunakan bahan-bahan penelitian
yang telah dikumpulkannya. Dalam hal ini penulis perlu meninjau kembali
catatan- catatan lapangan dan data-data kebudayaan yang disusunnya.
d. Menulis
Naskah Kasar untuk Masing-Masing Bagian
Langkah keempat
adalah menulis suatu naskah kasar untuk masing-masing bagian penelitian. Naskah
kasar yang dimaksud adalah naskah yang masih mentah dan belum mendapat
perbaikan atau revisi. Salah satu penghambat dalam membuat naskah kasar adalah
adanya keinginan penulis untuk merevisi naskah, padahal naskah tersebut
ditujukan hanya sebagai kisi-kisi dalam menulis laporan penelitian yang
sebenamya. Revisi ini secara tidak langsung dapat mempert proses penuli lisan
laporan. Sehingga dalam menulis disarankan untuk menulis secara bebas sepertu
ketika berbicara tanpa harus mengikuti aturan baku.
e. Merevisi
garis besar dan membuat anak judul
Langkah kelima
adalah merevisi garis dan membuat anak judul. Hampir dapat dipast bahwa garis
besar yang dibuat sebelu akan berubah selama proses penulisan. Apabila penulis
telah selesai membuat naskah kasalr sebaiknya diikuti dengan membuat garis besar
penulisan yang baru. Selain itu, dalam anak judul atau sub-sub judul laporan penulis
dapat memanfaatkan istilah-istilah khas yang digunakan oleh informannya. Hal
ini ues dapat membantu untuk mengsambarkan mengena kebudayaan yang diteliti
oleh penulis.
f. Mengedit
Naskah Kasar
Langkah eenam adalah mengedit naskaĆ kasar. Pada
tahapan ini, penulis harus sudah mempunyai naskah kasar. garis besar, dan
sejumlah sub judul yang akandigunakannya dalam penulisan laporan penelitian.
Selain mengedit naskah kasar penulis dapat membuat perubahan secara langsung
pada halaman-halaman yang telah ditulisnya Apabila penulis ingin menambahkan
paragraf atau kalimat baru dalam naskah tersebut, penulis sebaiknya
menuliskannya pada bagian belakang halaman atau pada kertas terpisah, dengan
disertail petunjuk di mana tambahan paragraf atau kalimat tersebut harus dalam
tulisan Selain itu, pada tahap ini penulis dapat meminta bantuan temannya untuk
membac kembali naskah kasar yang telah dieditnya, untuk memberikan kritik dan
saran mengenai tulisan tersebut secara umum. Karena pendapat dariluar dapat
digunakan sebagai masukan untuk membuat berbagai perbaikan, sehingga laporan
penelitian tersebut menjadi lebih komunikatif.
g. Menuliskan
Pengantar dan Kesimpulan
Langkah ketujuh
adalah menuliskan pengantar dan kesimpulan. Beberapa penulis merasa mereka
dapat menulis secara lebih baik jika mereka menulis pengantar kasar terlebih
dahulu di awal penulisan, dan baru membuat kesimpulannya di akhir penulisan.
Namun hal tersebut justru salah, karena sebaiknya penulis membuat pengantar
maupun kesimpulan dan merevisinya secara bersama-sama agar sesuai dengan
tulisan penelitiannya.
h. Menuliskan
Kembali Tulisan Mengenai Contoh-Contoh
Langkah kedelapan
adalah menuliskan kembali tulisan mengenai contoh-contoh. Contoh- contoh yang
dimaksud meliputi tulisan pada tahapan abstraksi yang paling mudah dipahami.
Karena pentingnya contoh, maka sangat dianjurkan kepada penulis untuk membaca
kembali tulisan yang telah disusunnya. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah
penulis telah memasukkan contoh- contoh yang cukup ke dalam tulisannya.
i.
Menulis Naskah Akhir
Langkah kesembilan
adalah menulis naskah akhir. Dalam tahapan ini biasanya hanya meliputi
pekerjaan berupa pengetikan tulisan penulis di atas kertas. Pengetikan dapat
dilakukan oleh penulis sendiri ataupun orang lain yang ditunjuk oleh penulis. Ketika
penulis tidak mengetikkan sendiri tulisannya, maka penulis perlu meneliti
kembali tulisan tangannya dan membuat beberapa pengeditan dalam tulisan
tersebut. Hal ini untuk meminimalkan kesalahan penulisan. Dengan melakukan
langkah-langkah tersebut, tulisan penulis telah melalui serangkaian proses
pemeriksaan berulang-ulang dan tahapan pengembangan, sehingga tulisan yang
dihasilkar bukanlah tulisan yang langsung jadi namun n deskripsi etnografis
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar