Page - Menu

Rabu, 08 Agustus 2018

Langkah-Langkah Menulis Etnografi


1.      Langkah-Langkah Menulis Etnografi
Menulis etnografi sebenarnya hampir sama dengan menulis penelitian yang lain, hanya saja terdapat beberapa poin yang membedakannya. Dalam menulis penelitian, tentu dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam mengolah data hingga menjadi bentuk tulisan yang mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Selain itu, keakuratan data juga menjadi sumber pertimbangan tersendiri agar penelitian tersebut mampu dipertanggungjawabkan secara akademik.
Menurut Spradley (2007), langkah-langkah yang harus dipertimbangkan dalam menulis penelitian etnografi, di antaranya sebagai berikut:
a.       Memilih Khalayak
Langkah pertama adalah memilih khalayak atau pembaca karena pembaca akan memenangkan setiap aspek dalam etnografi. Semua penulisan merupakan salah satu bentuk komunikasi antar manusia, artinya menulis hampir sama dengan berbicara Penulis memilih pembaca mengidentifikasinya secara jelas. Sehingga selama proses penulisan, penulis dapat mengingat siapa yang akan membaca tulisannya kelak.
b.      Memilih Tesis
Langkah kedua adalah memilih tesis. Tesis merupakan pesan utama dari tulisan yang ingin dibuat oleh penulis. Ada beberapa sumber untuk menemukan suatu tesis, di antaranya sebagai berikut:
1)      Dapat berasal dari tema-tema yang penulis temukan ketika melakukan penelitian etnografi
2)      Dapat berasal dari seluruh tujuan penelitian etnografi
3)      Dapat berasal dari literatur-literatur ilmu-ilmu sosial
c.       Membuat Daftar Topik dan Garis Besar
Langkah ketiga adalah membuat daftar topik dan garis besar. Dalam penelitian etnografi, tema yang dibahas biasanya berupa aspek-aspek seputar kebudayaan. Untuk membuat daftar topik dan garis besar, penulis dapat menggunakan bahan-bahan penelitian yang telah dikumpulkannya. Dalam hal ini penulis perlu meninjau kembali catatan- catatan lapangan dan data-data kebudayaan yang disusunnya.
d.      Menulis Naskah Kasar untuk Masing-Masing Bagian
Langkah keempat adalah menulis suatu naskah kasar untuk masing-masing bagian penelitian. Naskah kasar yang dimaksud adalah naskah yang masih mentah dan belum mendapat perbaikan atau revisi. Salah satu penghambat dalam membuat naskah kasar adalah adanya keinginan penulis untuk merevisi naskah, padahal naskah tersebut ditujukan hanya sebagai kisi-kisi dalam menulis laporan penelitian yang sebenamya. Revisi ini secara tidak langsung dapat mempert proses penuli lisan laporan. Sehingga dalam menulis disarankan untuk menulis secara bebas sepertu ketika berbicara tanpa harus mengikuti aturan baku.
e.       Merevisi garis besar dan membuat anak judul
Langkah kelima adalah merevisi garis dan membuat anak judul. Hampir dapat dipast bahwa garis besar yang dibuat sebelu akan berubah selama proses penulisan. Apabila penulis telah selesai membuat naskah kasalr sebaiknya diikuti dengan membuat garis besar penulisan yang baru. Selain itu, dalam anak judul atau sub-sub judul laporan penulis dapat memanfaatkan istilah-istilah khas yang digunakan oleh informannya. Hal ini ues dapat membantu untuk mengsambarkan mengena kebudayaan yang diteliti oleh penulis.
f.       Mengedit Naskah Kasar
Langkah eenam adalah mengedit naskaƂ kasar. Pada tahapan ini, penulis harus sudah mempunyai naskah kasar. garis besar, dan sejumlah sub judul yang akandigunakannya dalam penulisan laporan penelitian. Selain mengedit naskah kasar penulis dapat membuat perubahan secara langsung pada halaman-halaman yang telah ditulisnya Apabila penulis ingin menambahkan paragraf atau kalimat baru dalam naskah tersebut, penulis sebaiknya menuliskannya pada bagian belakang halaman atau pada kertas terpisah, dengan disertail petunjuk di mana tambahan paragraf atau kalimat tersebut harus dalam tulisan Selain itu, pada tahap ini penulis dapat meminta bantuan temannya untuk membac kembali naskah kasar yang telah dieditnya, untuk memberikan kritik dan saran mengenai tulisan tersebut secara umum. Karena pendapat dariluar dapat digunakan sebagai masukan untuk membuat berbagai perbaikan, sehingga laporan penelitian tersebut menjadi lebih komunikatif.
g.      Menuliskan Pengantar dan Kesimpulan
Langkah ketujuh adalah menuliskan pengantar dan kesimpulan. Beberapa penulis merasa mereka dapat menulis secara lebih baik jika mereka menulis pengantar kasar terlebih dahulu di awal penulisan, dan baru membuat kesimpulannya di akhir penulisan. Namun hal tersebut justru salah, karena sebaiknya penulis membuat pengantar maupun kesimpulan dan merevisinya secara bersama-sama agar sesuai dengan tulisan penelitiannya.
h.      Menuliskan Kembali Tulisan Mengenai Contoh-Contoh
Langkah kedelapan adalah menuliskan kembali tulisan mengenai contoh-contoh. Contoh- contoh yang dimaksud meliputi tulisan pada tahapan abstraksi yang paling mudah dipahami. Karena pentingnya contoh, maka sangat dianjurkan kepada penulis untuk membaca kembali tulisan yang telah disusunnya. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah penulis telah memasukkan contoh- contoh yang cukup ke dalam tulisannya.
i.        Menulis Naskah Akhir
Langkah kesembilan adalah menulis naskah akhir. Dalam tahapan ini biasanya hanya meliputi pekerjaan berupa pengetikan tulisan penulis di atas kertas. Pengetikan dapat dilakukan oleh penulis sendiri ataupun orang lain yang ditunjuk oleh penulis. Ketika penulis tidak mengetikkan sendiri tulisannya, maka penulis perlu meneliti kembali tulisan tangannya dan membuat beberapa pengeditan dalam tulisan tersebut. Hal ini untuk meminimalkan kesalahan penulisan. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, tulisan penulis telah melalui serangkaian proses pemeriksaan berulang-ulang dan tahapan pengembangan, sehingga tulisan yang dihasilkar bukanlah tulisan yang langsung jadi namun n deskripsi etnografis yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar