Page - Menu

Kamis, 15 November 2018

UPAYA MENUMBUHKAN NILAI NASIONALISME BAGI RAKYAT INDONESIA



A. LATAR BELAKANG
      Indonesia adalah negara kepulauan dengan berbagai kelebihan yang disatukan dengan semangat Pancasila. Negara yang terbentang dari sabang hingga merauke dari hingga pulau rote terdiri dari 13.466 pulau dengan luas tidak kurang dari 1.904.569 KM2. Indonesia telah menyatukan lebih dari 300 kelompok etnis dengan memproklamasikan 17 Agustus 1945. Bahasa indonesia menjadi Bahasa resmi atas 721 bahasa daerah. Bahasa persatuan yang menutupi segala perbedaan.
      Namun di masa kemerdekaan, para leluhur yang telah berjuang lebih dari 350 tahun untuk bebas dari belenggu penjajahan, terlupakan. Veteran perang yang berdiri di garda terdepan, dengan hanya bermodal semangat dan senjata konvensional, tersisihkan. Generasi penerus bangsa ini seakan lupa dengan sejarah kemerdekaan. Tumpah darah telah hilang tertutupi oleh debu pembangunan masa kemerdekaan.
      Bhinneka tunggal ika (berbeda-beda tapi tetap satu) tidak lagi menjadi semangat inti dalam kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan sosial, hidup bersama justru mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dan kesatuan masyarakat sekedar baju berbangsa dan kependudukan. Inilah mengapa, perlunya kembali menanamkan nasioanalisme pada diri individu setiap rakyat indonesia. Perasaan saling memiliki, menjaga, membangun dan memajukan negeri pertiwi yang tercinta.
      Inilah wajah nasionalisme rakyat hari ini. Kesadaran masyarakat untuk membangun bangsa atas landasan cinta tanah air dan mengedepankan kepentingan bangsa tidak lagi tepatri di hati setiap rakyat Indonesia. Dalam menghadapi berbagai tantang isu nasionalisme tersebut, langkah efektif membangun kembali kemanusiaan dan karakter bangsa adalah melalui pendidikan yang mengedepankan aspek nilai karakter kemanusiaan yang kuat. Pendidikan dalam arti luas, tidak terbatas formal di sekolah, namun sinkron antara kehidupan sekolah, keluarga dan masyarakat.
      Melihat berbagai realitas kehidupan masyarakat nasional perlu kembali ditanamkan nilai-nilai nasionalisme; cinta tanah air, musyawarah, gotong royong, religiusitas, jujur, adil, toleran dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat dengan berbagai tantangan keragaman. Usaha terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan memulainya dari dari masa kanak-kanak sebagai tunas masa depan bangsa. Anak-anak sejak dini harus dikenalkan dengan semangat kesatuan. Hidup bermasyarakat yang tidak apatis dengan perbedaan. Semangat membantu dan gotong royong kembali ditanamkan, menjadi roda pembangunan. Hal tersebut perlu diawali dari lingkup keluarga, sebagai organisasi masyarakat terkecil.  Ketiga trilogi kehidupan itu juga harus sinergis, terpadu dalam orientasi paradigma yang sama, membangun masa depan negara kesatuan Indonesia.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
      Melemahnya semangat cinta tanah air dalam berbagai ranah kehidupan hal tersebut bermulai karena ajaran sosial yang primordial. Selain itu, wawasan kebangsaan dan kewarganegaraan tidak lagi menjadi bagian dari orientasi pendidikan. Pemahaman yang lemah terkait kemajemukan dan keragaman menjadi awal perpecahan baik antar individu, kelompok, golongan dan bangsa. Sehingga perlu kembali menanmkan nilai-nilai dasar nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
C. RUMUSAN MASALAH
      Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka rumusan masalah tulisan ini adalah;
  1. Bagaimana realitas nasionalisme kehidupan sosial masyarakat Indonesia?
  2. Bagaimana cara-cara meningkatkan nilai-nilai nasionalisme di masyarakat?
D. TUJUAN PENULISAN
      Terkait dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari tulisan ini adalah;
  1. Untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam kehidupan masyarakat terkiat dengan isu nasionalisme
  2. Menemukan cara dan langkah-langkah strategis untuk kembali menumbuhkan jiwa nasionalisme dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
E. KERANGKA TEORETIS
      Nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajah maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. (LAN, 2015).
      Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan danmempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satukonsep identitas bersamauntuk sekelompok manusia Nasionalisme dalam bangsa menunjukkan bahwa suatubangsa memiliki identitas dan jati diri yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsauntukmenjadi bangsa yang benar-benar merdeka. Harapan inilah yangmembentuk kesadaran masyarakat melawan segala bentuk penjajahan,penindasan, eksploitasi dan dominasi. (Ikfi Mualifa, 2013)
      Nasionalisme juga merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Indikator nilai nasionalisme sesuai lima sila Pancasila. KeTuhanan dalam kerangka Pancasila melibatkan nilai-nilai moral universal agama-agama yang ada, kekuasaan dijalankan secara transparan dan akuntabel, mengembangkan etika sosial di masyarakat, memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, serta memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan (LAN, 2015). Menurut Otto Bauer (dalam Maliki, 2015) adalah kesatuan persatuan dan perangai yang timbul karena persamaan nasib. Jadi pengertian nasionalisme dapat disimpulkan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negaranya sehingga menimbulkan semangat persatuan dan kesatuan karena adannya persamaan nasib.
      Semangat nasionalisme diperlukan dalam perkembangan pendidikan yang berbasis pada pembentukan karakter dan mentalitas warga negara, sehingga tata nilai yang menjadi pondasi pembangunan bangsa tetap lestari dan menjadi modal sosial yang dapat menguatkan sendi-sendi peradaban bangsa ditengah berkecamuknya proses globalisasi. Sendi-sendi yang menopang perubahan bangsa adalah perubahan karakter dan mentalitas rakyatnya, hal tersebut menjadi pondasi yang kokoh daritata nilai bangsa. (Ikfi Mualifa, 2013).
F. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
      Lunturnya nasionalisme dalam diri sebagian masyarakat merupakan masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia. Selain itu, terkikisnya rasionalisme juga menjadi ancaman bagi keberlangsungan negara kesatuan Republik Indonesia. Sebagai contoh Tembok Besar China yang dibangun oleh Kekaisaran Dinasti Ming. Nasionalisme ibarat sebuah benteng besar China. Ketika ia terkikis, maka robohlah bangunan besar tersebut. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menanamkan sikap nasionalisme dalam diri, keluarga, dan masyarakat secara luas.
      Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan jiwa nasionalisme kepada generasi bangsa, yaitu sebagai berikut:
  1. Melakukan pendidikan politik dalam rangka meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara dengan penuh tanggung jawab.
  2. Meningkatkan disiplin nasional dan tanggung jawab sosial dalam rangka menumbuhkan sikap mental kesetiakawanan sosial, tenggang rasa, dan rasa tanggung jawab.
  3. Memelihara semangat, tekad, disiplin dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan.
      Cara lain yang bisa dilakukan dalam menerapkan prinsip nasionalisme adalah dengan cara keteladanan dan pewarisan.
  1. Cara keteladanan
Keteladanan dapat diberikan di berbagai aspek kehidupan dan lingkungan, seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keteladanan di lingkungan keluarga biasanya diberikan oleh ayah, ibu atau anak yang lebih tua. Contoh:
  1. Orang tua yang selalu bersikap adil kepada anak-anaknya
  2. Orang tua yang memegang pada prinsip kebenaran
  3. Seorang kakak yang memberi teladan dalam hal kegiatan keagamaan
  4. Seorang anak yang menjaga nama baik keluarga dalam sikap dan perbuatan
Keteladanan di lingkungan sekolah biasanya diberikan oleh guru, kepala sekolah, pengurus OSIS dan pengurus kelas. Contoh:
  1. Mengikuti setiap upacara bendera yang diadakan oleh sekolah
  2. Ikut membantu meringankan beban teman dengan uang saku kita
  3. Ikut aktif dalam gerakan pramuka
  4. Ikut menjaga kebersihan lingkungan sekolah
2. Pewarisan
      Cara pewarisan dilakukan dengan mengadakan serangkaian kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan jiwa nasionalisme pada generasi muda. Melalui kegiatan tersebut nilai-nilai nasionalisme diwariskan. Kegiatan-kegiatan tersebut seperti mengunjungi tempat-tempat bersejarah, mengenal perjuangan tokoh-tokoh pahlawan, dan tapak tilas perjuangan bangsa.
      Negara sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki semangat dan tekad yang tinggi, pikiran yang ernih serta sikap berani menegakkan kebenaran dalam masyarakat.
      Sikap nasionalisme perlu ditanamkan sejak dini. Sejak masa kanak-kanak pin semangat nasionalisme perlu diperkenalkan. Sikap nasionalisme ini dapat diwujudkan di berbagai lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun berbangsa dan bernegara.
G. KESIMPULAN
      Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Indikator nilai nasionalisme sesuai lima sila Pancasila diantaranya yaitu religius, rasa kemanusiaan, keadilan, persatuan, musyawarah, kesetiakawanan, dsb.
      Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan jiwa nasionalisme kepada generasi bangsa, yaitu sebagai berikut:
  1. Melakukan pendidikan politik dalam rangka meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara dengan penuh tanggung jawab.
  2. Meningkatkan disiplin nasional dan tanggung jawab sosial dalam rangka menumbuhkan sikap mental kesetiakawanan sosial, tenggang rasa, dan rasa tanggung jawab.
  3. Memelihara semangat, tekad, disiplin dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan.
      Selain itu, cara lain untuk menanamkan rasa nasionalisme dengan cara keteladanan dan pewarisan. Nasionalisme bukanlah ilmu pengetahuan yang hanya dihafalkan, tetapi lebih dari itu ia merupakan nilai dan karakter yang membutuhkan implementasi, adaptasi, keteladanan, dan pewarisan. Keluarga, sekolah dan masyarakat untuk berperan dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA
LAN RI. 2015. Nasionalisme Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: LAN RI
Ikfi Muallifa, Izzati (2013) INTERNALISASI NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI I CANGKRINGAN. S1 thesis, UNY.
Adisusilo, Sutarjo. 2008. Makalah Nasionalisme – Demokrasi – Civil Society
Latief, Yudhi, dkk., Nasionalisme: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (Jakarta: LAN, 2015).
Sugiyono, “statistika dalam penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2003.
Arikunto, Suharsimi.Prosedur penelitian:suatu pendekatan praktek, Rineka Cipta, Bandung, 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar