Page - Menu

Senin, 17 September 2018

Kedatangan Bangsa Barat



Sebelum adanya penjelajahan samudera, perdagangan dilakukan melalui jalur sutera menggunakan karapan unta. Jalur sutera diperkenalkan oleh Ferdinan von Richthofen. Namun sejarah menjadi berbeda ketika Konstantinopel diduduki oleh orang-orang Turki, bangsa Eropa mulai terpicu untuk melakukan penjelajahan samudera yang diprakarsai oleh bangsa Portugis, kemudian diikuti oleh Spanyol, Inggris dan Belanda. Hal itu yang menjadi faktor pendorong munculnya penjelajahan samudera. Kejatuhan Konstantinopel mendesak bangsa Eropa untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif serta bekerja keras untuk mencari jalur perdaganganan baru. Tujuan mereka melakukan penjelajahan samudera untuk melakukan berdagangan yang kemudia berkembang menjadi penjajahan.
Faktor utama yang mendorong kedatangan bagsa Eropa (Portugis dan Spanyol) datang ke Nusantara adalah 3D (gold, glory dan gospel). Faktor lain yang mendukung penjelajahan samudera adalah Reconquista (kaum Kristen merebut kembali wilayah Spanyol dari kaum muslim (Moor) yang ada di Afrika Utara. Penjelajahan samudera semkain maju ketika ditemukannya kompas oleh dinasti Han di Cina.
Dalam praktiknya bangsa Portugis selalu membawa batu Padrao yang digunakan sebagai tanda jika mereka menemukan wilayah baru. Pelaut Portugis yang pertamana kali melakukan penjelajahan samudera adalah Bartholomeuz Diaz yang berhasil singgah di Tanjung Harapan. Naum Diaz tidak berani meneruskan perjalanan kerana ombak yang tinggi. Perjalanannya dilanjutkan oleh Vasco da Gama yang berhasil mencapai Calicut pada 1498. Kemudian Alfonso berhasil mencapai Maluku pada 1511.
Setelah bangsa Portugis, penjelajahan samudera dilakukan oleh bangsa Spanyol. Misalnya seperti Colombus yang berhasil mencapai Benua Amerika kemudia ia menamai penduduk Amerika dengan sebutan Indian, karena ia beranggapan telah sampai di India. Perjalanna Colombus diteruskan oleh Megellan pada tahun 1519 dengan menyusuri selatan Benua Amerika kemudia tiba di Filipina pada tahun 1520 dan ia meninggal di Filipina pada tahun 1521. Dari Filipina pelaayaran diteruskan oleh Sebastian Del Cano pada tahun 1521 ia tiba di Maluku.
Pelayaran bangsa Inggris diprakarsai oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish yang tiba di Ternate pada tahun 1579. Sedangkan Lancester tiba di Aceh pada tahun 1591 kemudian pergi menuju Banten.
Pelayaran banga Belanda pertamakali dilakukan oleh Cornelis de Houtman pada 1596 melalui Tanjung Harapan, kemudian menuju Banten. Namun kedatangan mereka tidak diterima oleh penguasa Banteng sehingga mereka kembali ke Belanda. Semangat perjuangan bangsa Belanda tidak menuyuusutkan niat mereka untuk mencapai tujuannya. Pada tahun 1598 Jacob van Heemskersk kembali melakukan perjalanan menuju Banten kemudia ke tuban. Dari Tuban menuju Maluku pelajaran di teruskna oleh Jacob van Neck pada tahun 1599.
Semkain banyaknya bangsa Barat yang datang ke Nusantara, maka persaingan dagang semakin menguat dikalangan bangsa Eropa. Untuk mengatasi persaingan dagang yang menuju persaingan tidak sehat maka masing-masing negara Eropa membentuk kongsi dagang misalnya EIC (milik inggris), VOC (Vereenigde Oostindesche Compagnie) milik Belanda.
Kongsi dagang milik Belanda berkembang pesat di Nusantara karena mereka memiliki hak-hak istimewa (hak Oktroi). Selain memiliki hak oktroi, VOC juga membuat kebijakan-kebijakan yang sangat menguntungkan mereka untuk melakukan proses monopoli perdagangan. Misalnya Verplichte Laverantie (penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC), Contingenten (pajak wajib berupa hasil bumi yang langsung dibayarkan kepada VOC), Ekstirpasi (hak VOC untuk menebang tanaman rempah (pala dan cengkeh) agar tidak terjadi over produksi). Selain memiliki hak dan kebijakan yang sangat luas, VOC melakukan pelayaran hongi untuk mengawasi monopoli perdagangannnya.
Agar kegaiatan perdaganan VOC semakin efektif dan efesien, maka pemerintah Belanda mengangkat jabatan gubernur jendral di Hindia Belanda. Gubernur Jendral yang pertama adalah Pieter Both, kemudia Gerard Reynst, dilanjutkan oleh Jan Pieterszoon Coen. Laurens Reael merupakan gubernur VOC yang paling kontroversi karena tindakannya yang mengkritik kebijakan petinggi VOC terhadap kaum pribumi. Namun karena maraknya tindakan korupsi membuat VOC menjadi bangkrut dan memiliki banyak hutang.
Pada masa pemerintahan Daendels beliau memiliki tugas utama untuk mempertahankan pulau Jawa dari bangsa Inggris. Untuk mempertahankan Pulau Jawa, beliau membuat kebijakan yang sangat terkenal yaitu membangun jalan Anyer-Panarukan. Masih banyak kebijakan-kebijakan lainya dalam segala bidang kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang ekonomi beliau mengeluarkan uang kertas, memperbaiki gaji pegawai. Dalam bidang militer beliau membangun pabrik senjata di daerah Gresik dan Semarang. Pemerintahan Daendels yang sangat sewenang-wenang, otoriter, menjadikan administrasinya buruk sehingga membuat pemerintahannya hancur.
Setelah pemerintahan Daendels berakhir, Janssens menjadi penggantinya. Namun pemerintahannya tidak bertahan lama karena mendapatkan serangan dari Inggris sehingga Belanda harus menyerahkan Nusantara kepada Inggris yang ditandai dengan perjanjian Tuntang.
Gubernur Jendral Inggris yang menggantikan Janssens adalah Thomas Raffles. Beliau seperti seorang ilmuwan yang banyak menemukan tempat-tempat bersejarah di Nusantara. Raffles juga sangat mencintai budaya yang ada di Nusantara. Untuk menunjukan rasa cintanya Raffles menulis buku yang berjudul “History of Java”. Pada masa pemerintahan Inggris, pihak Belanda masih memiliki keinginan untuk menguasai Nusantara. untuk menghindari konflik yang berkepanjangan maka dilakukan sebuah pertemuan yang membahas masalah Inggris dan Belanda yang dikenal dengan sebutan convention of London. Isi dari konvensi tersebut mengharuskan Inggris menyerahkan kekuasaanya kepada Belanda, dan Belanda menyerahkan beberapa daerahnya kepada Inggris.
Setelah Inggris menyerahkan Nusantara kembali kepada Inggris maka Van Der Capellen sebagai komisaris Jendral Belanda mulai memimpin di Nusantara. namun pemerintahanya tidak bertahan lama, kemudian beliau digantikan oleh Van den Bosch yang menerapkan sistem tanam paksa di Nusantara. Van den Bocsh harus melakukan taman paksa untuk memenuhi keuangan pemerintah Belanda yang hampir krisis. Krisis yang dialami Belanda di akibatkan banyaknya biasa perang yang harus mereka tanggung.
Perkembangan perkebunan Belanda yang sangat banyak mengharuskan mereka melakukan mobilisasi tenaga kerja agar perkebunan mereka mendapatkan tenaga kerja. Misalnya perkebunan teh, tembakau, dan lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar