Sebelum adanya penjelajahan samudera, perdagangan dilakukan melalui jalur sutera menggunakan karapan unta. Jalur sutera diperkenalkan oleh Ferdinan von Richthofen. Namun sejarah menjadi berbeda ketika Konstantinopel diduduki oleh orang-orang Turki, bangsa Eropa mulai terpicu untuk melakukan penjelajahan samudera yang diprakarsai oleh bangsa Portugis, kemudian diikuti oleh Spanyol, Inggris dan Belanda. Hal itu yang menjadi faktor pendorong munculnya penjelajahan samudera. Kejatuhan Konstantinopel mendesak bangsa Eropa untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif serta bekerja keras untuk mencari jalur perdaganganan baru. Tujuan mereka melakukan penjelajahan samudera untuk melakukan berdagangan yang kemudia berkembang menjadi penjajahan.
Faktor
utama yang mendorong kedatangan bagsa Eropa (Portugis dan Spanyol) datang ke
Nusantara adalah 3D (gold, glory dan gospel). Faktor lain yang mendukung
penjelajahan samudera adalah Reconquista (kaum Kristen merebut
kembali wilayah Spanyol dari kaum muslim (Moor) yang ada di Afrika Utara.
Penjelajahan samudera semkain maju ketika ditemukannya kompas oleh dinasti Han
di Cina.
Dalam
praktiknya bangsa Portugis selalu membawa batu Padrao yang digunakan sebagai
tanda jika mereka menemukan wilayah baru. Pelaut Portugis yang pertamana kali
melakukan penjelajahan samudera adalah Bartholomeuz Diaz yang berhasil singgah
di Tanjung Harapan. Naum Diaz tidak berani meneruskan perjalanan kerana ombak
yang tinggi. Perjalanannya dilanjutkan oleh Vasco da Gama yang berhasil
mencapai Calicut pada 1498. Kemudian Alfonso berhasil mencapai Maluku pada
1511.
Setelah
bangsa Portugis, penjelajahan samudera dilakukan oleh bangsa Spanyol. Misalnya
seperti Colombus yang berhasil mencapai Benua Amerika kemudia ia menamai
penduduk Amerika dengan sebutan Indian, karena ia beranggapan telah sampai di
India. Perjalanna Colombus diteruskan oleh Megellan pada tahun 1519 dengan
menyusuri selatan Benua Amerika kemudia tiba di Filipina pada tahun 1520 dan ia
meninggal di Filipina pada tahun 1521. Dari Filipina pelaayaran diteruskan oleh
Sebastian Del Cano pada tahun 1521 ia tiba di Maluku.
Pelayaran
bangsa Inggris diprakarsai oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish yang tiba di
Ternate pada tahun 1579. Sedangkan Lancester tiba di Aceh pada tahun 1591
kemudian pergi menuju Banten.
Pelayaran
banga Belanda pertamakali dilakukan oleh Cornelis de Houtman pada 1596 melalui
Tanjung Harapan, kemudian menuju Banten. Namun kedatangan mereka tidak diterima
oleh penguasa Banteng sehingga mereka kembali ke Belanda. Semangat perjuangan
bangsa Belanda tidak menuyuusutkan niat mereka untuk mencapai tujuannya. Pada
tahun 1598 Jacob van Heemskersk kembali melakukan perjalanan menuju Banten
kemudia ke tuban. Dari Tuban menuju Maluku pelajaran di teruskna oleh Jacob van
Neck pada tahun 1599.
Semkain
banyaknya bangsa Barat yang datang ke Nusantara, maka persaingan dagang semakin
menguat dikalangan bangsa Eropa. Untuk mengatasi persaingan dagang yang menuju
persaingan tidak sehat maka masing-masing negara Eropa membentuk kongsi dagang
misalnya EIC (milik inggris), VOC (Vereenigde
Oostindesche Compagnie) milik Belanda.
Kongsi
dagang milik Belanda berkembang pesat di Nusantara karena mereka memiliki
hak-hak istimewa (hak Oktroi). Selain memiliki hak oktroi, VOC juga membuat
kebijakan-kebijakan yang sangat menguntungkan mereka untuk melakukan proses
monopoli perdagangan. Misalnya Verplichte
Laverantie (penyerahan
wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC), Contingenten (pajak
wajib berupa hasil bumi yang langsung dibayarkan kepada VOC), Ekstirpasi (hak VOC untuk menebang tanaman rempah (pala
dan cengkeh) agar tidak terjadi
over produksi). Selain memiliki hak dan kebijakan yang sangat luas,
VOC melakukan pelayaran hongi untuk mengawasi monopoli perdagangannnya.
Agar
kegaiatan perdaganan VOC semakin efektif dan efesien, maka pemerintah Belanda
mengangkat jabatan gubernur jendral di Hindia Belanda. Gubernur Jendral yang
pertama adalah Pieter Both, kemudia Gerard Reynst, dilanjutkan oleh Jan
Pieterszoon Coen. Laurens Reael merupakan gubernur VOC yang paling kontroversi
karena tindakannya yang mengkritik kebijakan petinggi VOC terhadap kaum
pribumi. Namun karena maraknya tindakan korupsi membuat VOC menjadi bangkrut
dan memiliki banyak hutang.
Pada
masa pemerintahan Daendels beliau memiliki tugas utama untuk mempertahankan
pulau Jawa dari bangsa Inggris. Untuk mempertahankan Pulau Jawa, beliau membuat
kebijakan yang sangat terkenal yaitu membangun jalan Anyer-Panarukan. Masih
banyak kebijakan-kebijakan lainya dalam segala bidang kehidupan manusia.
Misalnya dalam bidang ekonomi beliau mengeluarkan uang kertas, memperbaiki gaji
pegawai. Dalam bidang militer beliau membangun pabrik senjata di daerah Gresik
dan Semarang. Pemerintahan Daendels yang sangat sewenang-wenang, otoriter,
menjadikan administrasinya buruk sehingga membuat pemerintahannya hancur.
Setelah
pemerintahan Daendels berakhir, Janssens menjadi penggantinya. Namun
pemerintahannya tidak bertahan lama karena mendapatkan serangan dari Inggris
sehingga Belanda harus menyerahkan Nusantara kepada Inggris yang ditandai
dengan perjanjian Tuntang.
Gubernur
Jendral Inggris yang menggantikan Janssens adalah Thomas Raffles. Beliau
seperti seorang ilmuwan yang banyak menemukan tempat-tempat bersejarah di
Nusantara. Raffles juga sangat mencintai budaya yang ada di Nusantara. Untuk
menunjukan rasa cintanya Raffles menulis buku yang berjudul “History of Java”. Pada masa
pemerintahan Inggris, pihak Belanda masih memiliki keinginan untuk menguasai
Nusantara. untuk menghindari konflik yang berkepanjangan maka dilakukan sebuah
pertemuan yang membahas masalah Inggris dan Belanda yang dikenal dengan sebutan
convention of London. Isi dari
konvensi tersebut mengharuskan Inggris menyerahkan kekuasaanya kepada Belanda,
dan Belanda menyerahkan beberapa daerahnya kepada Inggris.
Setelah
Inggris menyerahkan Nusantara kembali kepada Inggris maka Van Der Capellen
sebagai komisaris Jendral Belanda mulai memimpin di Nusantara. namun
pemerintahanya tidak bertahan lama, kemudian beliau digantikan oleh Van den
Bosch yang menerapkan sistem tanam paksa di Nusantara. Van den Bocsh harus
melakukan taman paksa untuk memenuhi keuangan pemerintah Belanda yang hampir
krisis. Krisis yang dialami Belanda di akibatkan banyaknya biasa perang yang
harus mereka tanggung.
Perkembangan
perkebunan Belanda yang sangat banyak mengharuskan mereka melakukan mobilisasi
tenaga kerja agar perkebunan mereka mendapatkan tenaga kerja. Misalnya
perkebunan teh, tembakau, dan lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar