17718251002
METODE KUALITATIF
A. Masalah Dalam Penelitian Kualitatif
Metode Kualitatif Metode kualitatif digunakan apabila:
- Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap. Kondisi secam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke objek, melakukan penjelajahan dengan grand tour question, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan ekplorasi terhadap suatu objek. Ibarat orang akan mencari sumber minyak, tambang emas dan lain-lain.
- Untuk memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Sebagai contoh orang yang menangis, tertawa memiliki makna tertentu, sering terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi menjadi tanda Tanya menurut penelitian kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang menyatakan bahwa A adalah pencuri, sedangkan 1 orang menyatakan tidak, mungkin yang satu orang ini yang benar. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium, dalam penelitian kualitatif, semakin banyak istri dicium maka malah manjadi tanda Tanya, jangan-jangan hanya pura-pura. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok dengan metode kualitatif dangan teknik wawancara mendalam dan observasi berperan serta, dan dokumentasi. (Halaman 24)
Masalah
· Sumber masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan. Stoner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, adanya pengaduan dan kompetisi.
- Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Didunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan daapt menimbulkan masalah. Orang biasanya menjadi pimpinan pada bidang pemerintahan harus berubah kebidang bisnis. Orang yang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus bergantu dengan computer, maka akan muncul masalah. Apakah masalahnya terjadi setelah terjadi perubahan.
- Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
Suatu rencana yang telah ditetapkan tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.
- Ada pengaduan
Dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produknya maupun , pelayanan yang diberikan, maka akan timbul masalah dalam organisasi tersebut.
- Adanya kompetisi
Adanya saingan atau kompetisi sering menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerjasama. Perusahaan pos dan giro merasa mempunyai masalah setelah adanya biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipam barang, adanya handphone untuk SMS, email. Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM harus ditunjukkan dengan data. Masalah SDM misalnya, berapa jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, komptensi dan produktivitas yang masih rendah.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu perntanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan antara masalah dengan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus berdasarkan pada masalah.
· Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian
Bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat ekplanasi (level of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
- Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang beridiri sendiri). Jadi dalam peneltian ini peneliti tidak membuat perbandingan variable itu pada sample yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif
1) Seberapa baik kinerja cabinet bersatu?
2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga?
4) Seberapa tinggi tinggi tingkat kepuasan konsumen dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan? (Halaman 35)
- Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sample yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:
1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta? (Satu variable pada dua sample)
2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
3) Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing? (dua variable pada dua sample)
4) Adakah perbedaan kenyamaan naik kereta api dan bus menurut kelompok masyarakat?
5) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan gunung? (satu variable pada tiga sample)
6) Adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten A dan B dalam hal pelayanan kesehatan?
- Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/ reciprocal/ timbal balik.
1) Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a) Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah.
b) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan? (Halaman 36)
2) Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variable independent (variable yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
a) Adakah pengaruh system penggajian terhadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
Contoh judul:
a. Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X?
3) Hubungan Interaktif
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Yang mana tidak diketahui mana variable independent dan dependen.
Contoh:
1) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
Variabel Penelitian
- Pengertian
Kalau ada pertanyaan apa yang sedang diteliti, maka jawabannya berkenaan dengan variable penelitian. Jadi variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain. Atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variable dapat juga merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja merupakan atribut-atribut dari setiap orang.
Dinamakan variable karena adanya variasi. Misalnya berat badan dapat dikatakan variable, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara yang satu dengan yang lain. Jadi kalau peneliti ingin memilih variable penelitian, baik yang dimiliki orang objek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variable yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variable. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek variasi.
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan status sosial, jenis kelamin, golongan gaji produktivitas kerja dll. Dibagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutanya Kidder (1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
- Macam-macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau Kerja menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
b. Variabel Moderator
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri.
c. Variabel dependen
adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan pihak ketiga adalah sebagai variabel yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan produktivitas kerja akan semakin kuat bila peranan pemimpin dalam menciptakan iklim kerjasangat baik, dan hubungan akan semakin rendah bila peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja.
KISI-KISI KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH MINAT, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA
Variabel X1 = Minat Belajar
Variabel X2 = Kecerdasan Emosional
Variabel X3 = Prestasi Belajar
Variabel Y = Sikap Nasionalisme
Variabel
|
Definisi Operasional Variabel
|
Indikator
|
Sub Indikator
|
Butir Kuesioner
|
Minat Belajar
|
Minat belajar sejarah adalah perasaan lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, seperti mengunjungi tempat bersejarah, mendengarkan cerita sejarah, membuat dokumentasi/laporan tentang sejarah, mencatat/menulis, serta menonton film atau acara-acara yang berkaitan dengan sejarah.
|
Membaca
Menulis/mencatat
Menonton
Mendengarkan
Mengunjungi tempat bersejarah
Kreatifitas
|
Membaca buku sejarah, membaca koran yang berisi tentang sejarah, membaca komic sejarah, membaca artikel tentang sejarah di internet
Mencatat penjelasan guru, menulis karya ilmiah tentang sejarah, menyusun laporan perjalan ditempat bersejarah
Menonton film bertemakan sejarah, menonton tayangan tv tentang sejarah, menonton video sejarah di situ web (youtube) menonton wayang
Mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan cerita sejarah
Mengunjungi obyek bersejarah, seperti candi, museum, keratin dan pameran sejarah
Membuat mading tentang sejarah, membuat video documenter tentang sejarah, membuat artikel, membuat puisi tentang sejarah dan cerpen tentang sejarah.
|
1, 2, 3, 4
5, 6, 7,
8, 9, 10
11, 12, 14
14, 15, 16,
17, 18, 19, 20
|
Kecerdasan Emosional
|
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi
diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati)
dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.Semakin
tinggi skor skala kecerdasan emosi yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi
kecerdasan emosi subjek, begitu pula pada sebaliknya.untuk mengukur kecerdasan
emosional ini menghunakan skala Kecerdasan Emosional. Aspek-aspek dari
kecerdasan emosional yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi
diri, mengenal emosi orang lain (empati) serta menjalin hubungan dengan orang lain (kerjasama).
|
Mengenali Emosi Diri
Mengelola Emosi
Memotivasi Diri Sendiri
Mengenali Emosi Orang lain
Membina Hubungan
|
1,2,3,4
5,6,7,8
9,10,11,12,
13,14,15,16
17,18,19,20
| |
Sikap Nasionalisme
|
Sikap nasionalisme adalah menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa diatas kepentingan pribadi atau golongan, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, cinta tanah air dan bangsa, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika, hormat pada bendera merah putih dan mengembangkan sikap tenggang rasa atau solidaritas menjunjung tinggi keberagaman
|
Cinta tanah air dan bangsa
Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
Mengembangkan sikap tenggang rasa dan solidaritas
|
Hormat kepada bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia raya, mengikuti upacara bendera, menampilkan budaya daerah,
Menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan.
Memakai produk dalam negeri
Menghargai keberagaman, tertib berlalu lintas, menolong, setiakawan, perasaan senasib
|
1, 2, 12, 19, 20
5, 6, 8, 9, 14,
3, 4, 7, 11, 15
10, 13, 17, 18, 16
|
KUESIONER MINAT BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP NASIONALISME SISWA
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah setiap pernyataan dalam kuesioner ini dengan teliti dan jawablah setiap pernyataan tersebut.
2. Berilah tanda cek list (√ ) pada satu pilihan anda ke dalam kolom yang tersedia
(SS) Sangat Setuju
(S) Setuju
(RR) Ragu-ragu
(TS) Tidak Setuju
(STS) Sangat Tidak Setuju
3. Isi dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan anda yang sebenarnya, kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan tidak memperngaruhi nilai anda.
KUESIONER I
MINAT BELAJAR SEJARAH
(Skala Likert)
No
|
Pernyataan
|
Pilihan Jawaban
| ||||
SS
|
S
|
RR
|
TS
|
STS
| ||
1
|
Saya suka membaca buku-buku sejarah
| |||||
2
|
Saya suka menggangu teman ketika pelajaran sejarah
| |||||
3
|
Membaca buku pelajaran sejarah mudah untuk saya pahami
| |||||
4
|
Saya suka membaca komik sejarah
| |||||
5
|
Saya selalu mencatat penjelasan guru di kelas
| |||||
6
|
Saya tidak pernah mencatat penjelasan guru di kelas
| |||||
7
|
Saya suka meringkas buku sejarah
| |||||
8
|
Saya suka menonton film yang berjudul “Soekarno”
| |||||
9
|
Saya lebih suka menonton anime
| |||||
10
|
Saya suka menonton film-film bertemakan sejarah
| |||||
11
|
Saya suka mendengarkan penjelasan guru
| |||||
12
|
Bagi saya penjelasan guru tentang sejarah membosankan
| |||||
13
|
Saya suka mendengarkan cerita-cerita sejarah
| |||||
14
|
Saya pernah mengunjungi Candi Prambanan
| |||||
15
|
Saya tidak banyak mengetahui tempat bersejarah di Yogya
| |||||
16
|
Saya tertarik mengunjungi berbagai tempat bersejarah di daerah saya
| |||||
17
|
Saya pernah membuat mading tentang sejarah
| |||||
18
|
Saya suka membuat mading olah raga khususnya sepak bola
| |||||
19
|
Saya pernah membuat video dokumenter sejarah
| |||||
20
|
Video dokumenter sejarah tidak berguna untuk permbelajaran
|
KUESIONER II
SIKAP NASIONALISME
(Skala Guttman)
No
|
Pernyataan
|
Tanggapan
| |
Ya
|
Tidak
| ||
1
|
Apakah kekayaan alam Indonesia yang melimpah perlu dijaga kelestariannya?
| ||
2
|
Apakah keletarian alam Indonesia merupakan tanggung jawab pemerintah saja?
| ||
3
|
Apakah anda setuju kebudayaan Indonesia diperkenalkan kepada negara asing?
| ||
4
|
Apakah budaya lokal sangat membosankan bagi kehidupan anda sehari-hari?
| ||
5
|
Setujukah anda jika kebersihan dan keindahan lingungan sekolah bukan tanggung jawab anda sebagai siswa, melainkan tanggung jawab penjaga sekolah?
| ||
6
|
Apakah anda bersedia menolong orang lain tanpa meminta imbalan?
| ||
7
|
Apakah anda bangga menggunakan hasil produksi dalam negeri?
| ||
8
|
Apakah menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia merupakan tanggung jawab kita bersama?
| ||
9
|
Apakah terorisme yang mengancam bangsa Indonesia hanya tanggung jawab pemerintah saja?
| ||
10
|
Apakah anda setuju jika berteman tidak perlu membedakan suku, ras dan agama?
| ||
11
|
Apakah lebih sering mengikuti pola kehidupan bangsa lain daripada pola kehidupan bangsa Indonesia?
| ||
12
|
Jika disuruh memilih, apakah anda lebih suka menjadi warga negara Amerika Serikat karena negaranya modern?
| ||
13
|
Dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, apakah rasa kesetiakawanan itu tidak penting?
| ||
14
|
Apabila Indonesia mengalami kekacauan, apakah anda akan berkorban untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara ini?
| ||
15
|
Apakah rasa kesetiakawanan sangat diperlukan untuk menjaga keutuhan bangsa?
| ||
16
|
Apakah peraturan yang dibuat hanya mengganggu kebebasan anda dalam bertindak?
| ||
17
|
Apakah upacara bendera tidak penting dilakukan?
| ||
18
|
Apakah setiap menyanyikan lagu Indonesia Raya anda menyanyikannya dengan penuh hikmat?
| ||
19
|
Apakah keanekaragaman budaya bangsa Indonesia hanya menjadi sumber masalah?
| ||
20
|
Apakah anda bangga dengan keanekaragaman bangsa Indonesia?
|
KUESIONER III
KECERDASAN EMOSIONAL
(Rating Scale)
No
|
Pernyataan
|
Tanggapan
| ||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
| ||
1
|
Saya sulit bekerjasama dengan teman yang tidak saya sukai
| |||||
2
|
Jika saya marah pada teman lain yang menyinggung perasaan saya biasanya saya berusaha mengendalikan rasa marah itu terlebih dahulu
| |||||
3
|
Walau sedang marah, saya berusaha untuk tetap menguasai diri
| |||||
4
|
Saya tetap dapat berbicara dengan sopan khususnya pada teman walaupun dalam keadaan marah
| |||||
5
|
Saya akan memukul orang lain yang merendahkan harga diri saya
| |||||
6
|
Saya akan berkata kasar pada teman yang telah melakukan kesalahan pada saya
| |||||
7
|
Walau dalam keadaan jengkel saya masih bisa mengerjakan tugas dengan baik
| |||||
8
|
Pikiran saya tidak mudah teralihkan dengan adanya orang disekeliling saya
| |||||
9
|
Jika diberi tugas, saya akan melakukannya dengan sungguh-sungguh
| |||||
10
|
Saya merasa senangdengan hasil pekerjaan yang sesuai dengan rencana saya
| |||||
11
|
Saya tidak akan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan walaupun prestasi saya kurang memuaskan
| |||||
12
|
Walaupun tugas-tugas yang saya hadapi berat, saya tetap dapat berprestasi
| |||||
13
|
Saya menghargai pendapat orang lain
| |||||
14
|
Saya dapat mengerti kesalahan yang diperbuat oleh teman lainnya
| |||||
15
|
Saya memahami bahwa tidak semua teman bisa menjadi teman baik
| |||||
16
|
saya merasa terharu ketika melihat lain menderita
| |||||
17
|
Dengan siapapun saya bicara, saya berusaha menjadi pendengar yang baik
| |||||
18
|
Saya kurang berminat untuk mengikuti organisasi sosial yang ada di masyarakat
| |||||
19
|
Saya akan cepat menyelesaikan perbedaan pendapat yang dapat menyebabkan pertikaian
| |||||
20
|
Saya akan menolak dengan halus ajakan teman untuk meninggalkan kelas sebeum waktunya
|
#Untuk prestasi belajar tidak menggunakan kuesioner, tetapi menggunakan nilai rapot terbaru siswa
A. JUDUL KUALITATIF
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah peserta didik?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah peserta didik?
3. Apakah penggunaan pembelajaran berbasis audiovisual dapat menigkatkan motivasi belajar peserta didik?
4. Apakah penggunaan pembelajaran berbasis audiovisual dapat menigkatkan prestasi belajar peserta didik?
5. Apakah penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together dan audiovisual secara bersama-sama dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik?
6. Apakah penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together dan audiovisual secara bersama-sama dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar