Page - Menu

Selasa, 24 Juli 2018

Revolusi Industri di Inggris


 Revolusi Industri di Inggris


Disusun oleh:

Paulinus Yanto, S.Pd.





JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017





BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kesuksesan orang Eropa dalam menciptakan sejarah nya telah berhasil membawa eropa pada keberhasilan dan kebudayaan tingkat tinggi, mengapa bisa dikatakan demikian? Karena setelah memasuki masa Rennaisance dieropa mulai muncul Golongan-Golongan para pemikir dan cendekiawan yang menciptakan inovasi-inovasi baru dan salah satu yang sangat terkenal dari sekian banyaknya adalah seperti yang kita ketahui, yaitu adanya Revolusi Industri yang bermula dari negara Inggris. Revolusi industri terjadi salah satunya karena adanya pertambahan penduduk.
Pertambahan penduduk seperti yang dikemukakan, tidak saja terjadi di Inggris, tetapi juga dinegara-negara Eropa lainnya. Sebab-sebabnya tentu banyak, antara lain lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat, dan makanan yang lebih beraneka ragam dan lebih murah, hal-hal mana dapat dicapai berkat meningkatnya kemakmuran umum, dan kemajuan ilmu pengetahuan, terutama ilmu kedokteran dan teknologi.Pertambahan penduduk ini sudah pasti mengakibatkan meningkatnya permintaan akan barang-barang, hal mana berarti kesempatan baik bagi kaum usahawan untuk meningkatkan produksi dan keuntungan. Maka mereka meningkatkan produksi usahanya, dan jika cara-cara lama tidak memadai, maka dicarilah cara-cara baru. Misalnya, tatkala para pemilik pengecoran besi mengetahui bahwa mereka tidak dapat melayani permintaan yang meningkat karena mereka kekurangan bahan bakar yang waktu itu berupa kayu, maka dicobalah batubara yang ternyata hasilnya lebih baik. Ini berarti bahwa pengusaha tambang mendapat kesempatan baik untuk memperbesar produksi serta keuntungannya. Tetapi mereka terhambat oleh air yang selalu menggenangi tambang-tambang nya. Persoalan ini berhasil mereka pecahkan setelah mereka mentrapkan cara baru yang ditemukan oleh Thomas Newcomen dan disempurnakan oleh James Watt, berupa pompa yang dijalankan dengan mesin uap.
Mulai digunakannya mesin-mesin dan pendirian pabrik-pabrik itu mempunyai akibat-akibat luas tidak saja terhadap ekonomi, tetapi juga terhadap kehidupan sosial dan politik. Perubahan-perubahan radikal dan luas sebagai akibat penerapan teknologi modern pada industri inilah yang terkenal dengan istilah “Revolusi Industri”. Perpaduan beberapa faktor telah menjadikan inggris sebagai negara pertama di dunia yang mengalami revolusi industri. [1]
B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana Pengertian Revolusi Industri di Inggris?
2.    Bagaimana Latar Belakang terjadinya Revolusi Industri di Inggris?
3.    Bagaimana Jalannya Revolusi Industri di Inggris?
C.    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui Pengertian Revolusi Industri di Inggris.
2.    Untuk mengetahui Latar Belakang terjadinya Revolusi Industri di Inggris.
3.    Untuk mengetahui Jalannya Revolusi Industri di Inggris.
D.      Manfaat penulisan
1     Bagi pembaca
a.       Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dibidang Kajian Sejarah Kawasan secara khususnya tentang revolusi industri di Inggris.
b.      Sebagai referensi bagi para pembaca yang memerlukan sumber pembelajaran Sejarah secara khusus untuk revolusi industri sebagai Kajian Sejarah Kawasan.
2     Bagi penulis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dan acuan bagi penulisan makalah yang sejenis.





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Revolusi Industri di Inggris
Sebelum abad ke-18 sistem perekonomian masyarakat Eropa sangat bergantung pada sistem ekonomi agraris. Akan tetapi, setelah memasuki abad ke-18 terjadi perubahan besar dalam pola hidup masyarakat Eropa. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan mulai digunakannya tenaga mesin sebagai alat produksi di pabrik-pabrik menggantikan tenaga manusia dan hewan. Perubahan inilah yang disebut dengan Revolusi Industri.
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok kehidupan masyarakat. Revolusi ini dimulai di Inggris dengan perkenalan mesin uap (dengan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh mesin (terutama dalam produksi tekstil). [2]
Revolusi Industri di Inggris telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah “Revolusi Industri” diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Sebelum dikenal alat-alat mekanis dan otomatis, masyarakat Eropa bekerja dengan menggunakan alat-alat manual.
Pada masa Revolusi Industri, peralatan tersebut jarang digunakan sebab telah ditemukan mesin pemintal, mesin tenun, lokomotif, dan sebagainya. Semua mesin tersebut bukan digunakan oleh tangan dan kaki, tetapi oleh mesin uap. Dengan demikian, pada masa revolusi industri terjadi penghematan tenaga manusia. Setelah revolusi industri terjadi, perbedaan pola hidup masyarakat sangat terlihat.[3]
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".[4]
Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri.[5] Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain: (1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia, (2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia, (3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak), (4) sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi), dan (4) adanya pasar bebas (kapitalisme).

B.       Latar Belakang terjadinya Revolusi Industri di Inggris
Perpaduan beberapa faktor telah menjadikan inggris sebagai negara Pertama di dunia yang mengalami revolusi industri. Telah dikemukakan bahwa revolusi ini pertama-tama didorong oleh perlunya peningkatan produksi berhubung dengan desakan pertumbuhan penduduk. Peningkatan produksi ini hanya dapat dijalankan dengan penggunaan alat-alat mekanis yang masih harus ditemukan. Untunglah bangsa Inggris tergolong bangsa yang “Inventive” , yaitu banyak akal dan pandai menemukan sesuatu yang baru, sehingga dalam keadaan yang merangsang bagi para penemu itu terciptalah dalam waktu yang singkat serangkaian penemuan-penemuan baru berupa alat-alat mekanis yang digerakkan tenaga air atau tenaga uap. Para usahawan Inggris, yang berkat usaha dibidang textil di masa-masa sebelumnya telah memiliki cukup surplus modal untuk berexperimen dengan cara-cara produksi baru dan membeli mesin-mesin mahal, segera mentrapkan alat-alat mekanis penemuan baru itu dalam proses produksi. Penyedian mesin-mesin itu tidak begitu merupakan masalah karena bahan-bahan essensil bagi pembuatannya, yaitu besi dan batubara, terdapat dalam jumlah melimpah di bumi Inggirs, begitu pula bahan-bahan untuk menggerakkan mesin-mesin itu. Pun bahan-bahan mentah dalam jumlah besar untuk diproses menjadi barang jadi oleh mesin-mesin itu tersedia dalam jumlah melimpah di Inggris sendiri dan lebih-lebih di tanah jajahannya yang berkat peperangan yang berlangsung selama abad ke-18 telah semakin meluas dan terdapat disegala pelosok dunia. Angkatan laut Inggris yang tangguh dan armada niaganya yang besar dapat menjamin pengangkutan bahan-bahan mentah dan barang-barang jadi ke dan dari pelabuhan-pelabuhan inggris dengan lancar dan aman. Tenaga kerja guna melayani mesin-mesin baru itu bukan merupakan kesulitan, karena buruh-buruh tersedia dalam jumlah besar, yaitu orang-orang bekas petani kecil yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya sebagai korban Revolusi agraria.[6]
Awal mula Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Revolusi Industri di kawasan Benua Eropa bermula di negara Inggris. Kemudian pada awal abad ke-19, mulai menyebar ke negara-negara Eropa lainnya dan negara-negara di Benua Amerika. Adapun sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, keamanan dalam negara inggris yang mantap. Mantapnya kondisi keamanan negara Inggris pada sekitar abad ke-18, sehingga menjamin seluruh segi kehidupan masyarakat Inggris pada saat itu. Begitu pula dengan sistem ekonomi. Masyarakat Inggris dengan tenang dan tanpa rasa takut menjalankan roda perekonomian mereka.
Kedua, mulai berkembangnya kegiatan kewiraswastaan dan manufaktur. Perkembangan masyarakat Eropa sebelum Revolusi Industri hidup dalam sistem perdagangan yang masih menggunkan uang dan sistem barter. Kegiatan ekonomi manufaktur dimana para pekerja tidak lagi bekerja di rumah-rumah melainkan di tempat-tempat khusus yang disediakan pengusaha sebagai tempat produksi.
Ketiga, Inggris memiliki kekayaan alam terutama batu bara dan bijih besi. Telah membantu Inggris dalam mengembangkan industrinya karena batu bara dan bijih besi sangat diperlukan dalam proses produksi. Orang Inggris terkenal sebagai orang yang rajin dan tekun  dalam penelitian alam. Kemauan dan keuletan warga Inggris itu, didukung oleh adanya lembaga penelitian bernama The Royal For Improving Natural Knowledge yang didirikan oleh pemerintah Inggris pada 1662 dan The French Academy of Science yang didirikan pada 1666. Kedua lembaga tersebut mensponsori kegiatan-kegiatan eksplorasi alam, sehingga dengan adanya lembaga-lembaga ini telah mendorong terjadinya penemuan-penemuan baru di kemudian hari.
Keempat, Inggris memiliki banyak daerah jajahan. Kelima, terjadinya Revolusi Agraria. Kondisi masyarakat Inggris yang dilanda gejolak turut melatarbelakangi revolusi industri di negara tersebut. Gejolak yang dimaksud adalah Revolusi agraria ini disebabkan oleh berkembangnya kerajinan pakaian wol, yang dengan sendirinya meningkatkan permintaan bulu domba. Dari hal itu, usaha dibidang wol menjadi sangat menarik, maka tanah pertanian diubah menjadi peternakan domba. Perubahan fungsi tanah menjadi lahan peternakan pun disebabkan harga gandum yang turun.
Keenam, munculnya paham ekonomi liberal. Tokoh-tokoh yang mengembangkan paham ini adalah Adam Smith, Thomas Robert Malthus, David Ricardo, dan John Sturart Mill. Paham ekonomi liberal muncul sebagai reaksi terhadap paham ekonom merkantilisme yang melahirkan sistem ekonomi yang diatur oleh pemerintah. Para pencetus gagasan ekonomi liberal menyatakan kemakmuran rakyat akan cepat tercapai apabila rakyat dibebaskan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Lahirnya paham ekonomi liberal di Inggris memantapkan persiapan masyarakat menuju suatu zaman industri. Artinya, paham ekonomi liberal memberi peluang bagi perkembangan industri-industri baru di Inggris. Ketujuh, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. [7]
C.      Jalannya Revolusi Industri di Inggris
Pada akhir abad pertengahan kota-kota di Eropa berekembang sebagai  pusat kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menajdi tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk kemajemukan dalam perekonomian.[8]
a.      Tahap-tahap perkembangan Industri di Inggris
1.   Domestic System
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industry). Para pekerja bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji. [9]
2.    Manufacture
Sebuah manufaktur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada dibagian belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan.[10]


3.    Factory System
Tahap sistem factory (pabrik) sudah merupakan industri yang menggunakan mesin.[11]
b.      Berbagai jenis penemuan
Perkembangan Revolusi Industri di Inggris ditandai dengan  penemuan mesin-mesin yang berguna bagi dunia industri. James Watt pada 1763 menemukan mesin uap. Hasil temuannya itu lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan hasil penemuan Thomas Newcomen. Sekitar tahun 1702 Thomas Newcomen membangun mesin uap pertama yang secara ekonomi signifikan, yang segera digunakan untuk menggerakkan pompa di tambang batu bara. Ini menghabiskan begitu banyak bahan bakar sebanding dengan daya yang diberikan sehingga umumnya bisa digunakan hanya di ladang batubara sendiri. Pada tahun 1763 James Watt, seorang ahli teknik di University of Glasgow, mulai melakukan perbaikan pada mesin Newcomen. Dia membentuk kemitraan bisnis dengan Matthew Boulton. Boulton, awalnya adalah produsen mainan. Buton dan gesper sepatu, menyediakan dana untuk membiayai eksperimen Watt yang mahal, peralatan buatan tangan, dan gagasan yang berkecambah dengan perlahan. Pada tahun 1780-an, perusahaan Boulton dan Watt sukses besar, memproduksi mesin uap baik untuk keperluan Inggris maupun untuk perdagangan ekspor.[12]
Awalnya pabrik-pabrik sangat bergantung pada tenaga air. Oleh karena itu, pabrik harus didirikan di dekat sungai. Dengan menggunakan bahan bakar batu bara, mesin uap temuan James Watt, menyebabkan pabrik-pabrik tidak bergantung lagi pada tenaga air dan dapat didirikan di mana saja.
Penemuan lainnya yang menunjang kemajuan industri adalah penemuan mesin-mesin pertekstilan. Penemuan dibidang tekstil ini didasarkan pada keinginan untuk memproses bahan tekstil secara cepat. Pada 1768, imuwan Richard Arkwright dan John Kay menemukan alat tenun yang dapat memproduksi cepat (flying shuttle dan water frame). Pada akhirnya, penemuan dibidang teknologi memiliki dampak yang luas di bidang industri. Sehingga, produksi barang dapat diproses dengan cepat. Proses didistribusikan dan pemasaran barang-barang industri pun semakin lancar, ketika berkembangnya sarana jalan dan alat transportasi yang digerakkan oleh mesin.[13]
c.       Dampak revolusi industri di Inggris
Beberapa Konsekuensi Sosial dari Industrialisme di Britain antara lain: Pabrik-pabrik membayar upah yang baik sangat rendah, terlalu rendah untuk memungkinkan seorang pria mendukung istri dan anak-anaknya. Hal ini pada umumnya berlaku untuk tenaga kerja tidak terampil, di Inggris dan di tempat lain, di bawah sistem ekonomi sebelumnya juga. Di pabrik baru, pekerjaan itu sangat mekanis sehingga wanita kurang, sebagian besar pekerja laki-laki keberatan secara khusus terhadap situasi ini; Beberapa hidup tanpa malu-malu dengan pemisahan keluarga besar.
Jam di pabrik-pabrik itu panjang, empat belas hari atau kadang-kadang lebih; dan meskipun jam-jam seperti itu biasa bagi orang-orang yang pernah bekerja di pertanian atau industri dalam rumah tangga pedesaan, mereka lebih membosankan dan menindas dalam kondisi yang lebih ketat yang diperlukan di pabrik. Liburan tidak banyak, kecuali untuk liburan yang tidak diinginkan dari pengangguran yang merupakan momok umum, karena kenaikan dan penurunan bisnis yang berjalan singkat sangat tidak menentu dalam periode ekspansi yang membingungkan ini. Sehari dengan bekerja adalah hari yang tidak menghasilkan apa-apa untuk dijalani sehingga bahkan di mana upah harian relatif menarik. [14]



1.    Dampak di Bidang Ekonomi
·   Munculnya Kapitalisme
Kapitalisme adalah suatu paham ekonomi yang berpandangan bahwa pendapatan (laba) dapat ditingkatkan dengan cara ditunjang oleh sejumlah modal yang banyak, pengusaha sektor produksi, sumber bahan baku, distribusi (pemasaran), dan teknologi terbaru. Dalam pandangan tersebut kaum kapitalis sangat menginginkan adanya kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu dalam usahanya, persaingan yang bebas tanpa adanya campur tangan dari pihak pemerintah, sehingga kemakmuran bangsa dan negara hanya dapat diatur melalui mekanisme pasar.
Masyarakat kapitalis inilah yang menggerakkan perekonomian nasional. Akibatnya dengan kekuatan modalnya, golongan kapitalis juga dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut akan lebih menguntungkan bagi kelancaran usaha mereka.[15]
·   Barang Melimpah dan harga murah
Revolusi Industri telah menimbulkan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran dengan proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produk barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi lebih cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah. [16]
·      Perusahaan kecil gulung tikar
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing. [17]


·   Perdagangan makin berkembang
Berkat peralatan perhubungan yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasionamakin berkembang pesat. [18]
2.Akibat di Bidang Sosial
·      Berkembangnya Urbanisasi
Berkembangnya industrialisasi telah menimbulkan kota dan pusat-pusat keramaian yang baru. Oleh karena kota dengan kegiatan industrinya tampaknya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan kurang baiknya dalam usaha kegiatan pertanian.[19]
·      Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi lebih murah. Selain itu, jaminan sosial pun kurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan, para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.[20]
·      Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh yang hidup dalam kemiskinan.[21]

3.    Akibat di Bidang Politik
·      Munculnya gerakan sosialis
Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim disebut gerakan sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas More yang menulis buku Utopia. Tokoh yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham sosialis adalah Karl Marx dengan bukunya Das Kapital.[22]
·      Munculnya partai politik
Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah perjuangan politik, yakni Labour Party (Partai Buruh). Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha menggabungkan diri ke dalam Partai Liberal.
·      Munculnya imperialisme modern
Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan untuk melakukan imperialisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme modern, yaitu perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh yang murah. Dalam hal ini Inggris-lah yang menjadi pelopornya.[23]
4.        Munculnya Paham Romantisme
Salah satu "isme" tidak bersifat politis. itu disebut "romantisme", sebuah kata yang digunakan dalam bahasa Inggris pada tahun 1840-an untuk menggambarkan sebuah gerakan yang kemudian berusia setengah abad. Romantisisme terutama adalah teori sastra dan seni. Eksperimen hebatnya termasuk Wordworth, shelley dan Byronin England Victor Hugo dan Chateaubriand di perancis, schillernand the Schlegels dan banyak lainnya di Jerman. Sebagai teori, seni mengangkat pertanyaan mendasar mengenai sifat kebenaran yang signifikan mengenai pentingnya berbagai kemampuan manusia dalam kaitannya dengan pemikiran dan perkembangan dengan makna masa lalu dan waktu itu sendiri. Mewakili cara baru untuk merasakan semua pengalaman manusia, hal itu mempengaruhi sebagian besar pertanyaan pemikiran atau sosial dan publik.
Mungkin penilaian romantis yang paling fundemental adalah cinta akan suasana hati atau kesan, pemandangan, cerita, pemandangan atau suara atau hal-hal yang dapat dikenali dengan jelas, idyosyncrasies atau kebiasaan aneh yang tidak dapat diklasifikasikan, intelektualitasnya, dapat dijelaskan, atau dikurangi ke generalisasi abstrak. Romantisisme, yang khas, bersikeras pada nilai perkembangan dan juga akal. Mereka sadar akan pentingnya alam bawah sadar. Mereka cenderung menduga gagasan yang sangat jelas seperti beberapa cara yang sangat prima. Mereka menyukai sosok misterius, tak dikenal, setengah terlihat di cakrawala jauh. Oleh karena itu romantisme memberi kontribusi pada ketertarikan baru pada masyarakat asing dan jauh dan masyarakat jauh dan dalam zaman historis yang aneh dan jauh. Di mana filosofi The Englightenment telah menyesalkan Abad Pertengahan sebagai masa kesalahan intelektual, generasi romantis kembali menatap mereka dengan hormat dan bahkan nostalgia, menemukan di dalamnya sebuah daya tarik, kegenapan warna atau kedalaman spritual yang tidak mereka rasakan sendiriThe "Gothic" yang menurut para rasionalis biadab, memiliki daya tarik yang kuat untuk romantisme. Kebangkitan Gothic di seni, yang satu example adalah gedung Parlemen Inggris, bangunan, dibangun pada tahun 1830-an.
Dalam seni dan institusi abad pertengahan, seperti dalam seni dan institusi di setiap zaman dan orang-orang, para romantika melihat ekspresi jenius. Gagasan tentang jenius orisinil atau kreatif sebenarnya adalah satu lagi gagasan romantis yang paling mendasar. Seorang jenius adalah roh yang dinamis sehingga tidak ada peraturan yang bisa salah, sehingga tidak ada analisis atau klasifikasi yang bisa sepenuhnya dijelaskan. Genius, dipikirkan membuat peraturan dan undang-undang tersendiri. Kejeniusannya mungkin dari individu seperti artis, penulis atau Napoleon seperti orang yang bergerak di dunia. Mungkin jenius atau sprit zaman. Atau mungkin jenius orang atau bangsawan, Volksgeist of Herder, karakter nasional yang tidak jelas yang membuat setiap orang tumbuh dengan cara yang distiktif, yang hanya bisa diketahui oleh sebuah studi tentang sejarahnya dan bukan dengan ratifikasi. Disini lagi romantisme merupakan dorongan baru untuk mempelajari masa lalu. Secara politis, romantisme bisa mendirikan semua kamp, konservatif dan radikal. Mari kita beralih ke "isme" politik yang lebih murni.[24]


















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Awal mula Revolusi Industri di Inggris tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Revolusi Industri di kawasan Benua Eropa bermula di negara Inggris. Kemudian pada awal abad ke-19, mulai menyebar ke negara-negara Eropa lainnya dan negara-negara di Benua Amerika. Pada akhir abad pertengahan kota-kota di Eropa berekembang sebagai  pusat kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menajdi tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk kemajemukan dalam perekonomian. Adapun akibat dari revolusi industry antara lain: dibidang ekonomi, Munculnya paham Kapitalisme, Barang Melimpah dan harga murah, Perusahaan kecil gulung tikarPerdagangan makin berkembangdi Bidang Sosial Berkembangnya Urbanisasi, Upah buruh rendah, Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh, sedangkan dibidang politik antara lain: Munculnya gerakan sosialis, Munculnya partai politik, serta Munculnya imperialisme modern dan Munculnya Paham Romantisme.

B.       Saran
Penulisan ini dibuat untuk menambah wawasan pembaca mengenai Kajian Sejarah Kawasan dan untuk menambah wawasan tentang Kajian Sejarah Kawasan secara khusus tentang “Revolusi Industri”. Dari pembahasan tersebut diharapkan akan sangat berguna bagi pembaca serta bagi penulis lain yaitu dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan bahan perbandingan dalam suatu penelitian atau penulisan tertentu.
Diharapkan kepada pembaca agar dapat membuat judul dan pembahasan yang sama dengan isi yang lebih lengkap dari yang penulis tulis. Semoga dengan  ini pendidikan akan lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah secara khusus terhadap pendidikan sejarah yang ada di Indonesia. Sehingga pendidikan di Indonesia akan menjadi lebih baik dan semakin maju.

DAFTAR PUSTAKA

Berg, Maxine; Hudson, Pat. 1992. "Rehabilitating the Industrial Revolution". The Economic History Review Vol. 45, No. 1
Crouzet, François .1996. "France". In Teich, Mikuláš; Porter, Roy. The industrial revolution in national context: Europe and the USA. Cambridge University Press.
Joseph E Inikori. Africans and the Industrial Revolution in England. Cambridge University Press.
Julian Hoppit, "The Nation, the State, and the First Industrial Revolution," Journal of British Studies (April 2011) 50#2 pp p307-331
Lucas, Robert E., Jr. 2002. Lectures on Economic Growth. Cambridge: Harvard University Press.
McCloskey, Deidre. 2004. Review of the Cambridge. Times Higher Education Supplement.
R Palmer, Joel Colton. 1969. A History of The Modern World. New York : Alfred.A.Knopf. Third Edition.
Redford, Arthur (1976), "Labour migration in England, 1800-1850", p. 6. Manchester University Press, Manchester.
Rehabilitating the Industrial Revolution Julie Lorenzen. Central Michigan University.
Samekto.1982. Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris. Jakarta : P.T. Sastra Hudaya.
Sundoro, Mohammad Hadi. 2007. Dari Renaisans sampai Imperialisme Modern. Jember: University Press.
The Industrial Revolution. Robert Lucas Jr. 2003.
The Industrial Revolution: Past and Future. Robert Lucas. 2003.
Wahjudi, Djaja. 2012. Sejarah Eropa: dari Dropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
.



[1] Samekto. Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris. Jakarta : P.T. Sastra Hudaya. 1982. Hlm 228-229
[2] Wahjudi Djaja. Sejarah Eropa: dari eropa kuno hingga eropa modern. Yogyakarta : Penerbit Ombak. 2012. Hlm.93
[3] Ibid, Hlm.94
[4] Lucas, Robert E., Jr. Lectures on Economic Growth. Cambridge: Harvard University Press, 2002, hal
[5] ulian Hoppit, "The Nation, the State, and the First Industrial Revolution," Journal of British Studies (April 2011) 50#2 pp p307-331
[6]Samekto. Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris. Jakarta : P.T. Sastra Hudaya. 1982. Hlm 229-230
[7] Ibid, Hlm.94-98.
[8]Wahjudi Djaja. Sejarah Eropa: dari eropa kuno hingga eropa modern. Yogyakarta : Penerbit Ombak. 2012. Hlm.98
[9] Ibid, Hlm.99.
[10] Ibid, Hlm.99.
[11] Ibid, Hlm.99.
[12] R Palmer, Joel   Colton. A History of The Modern World. New York : Alfred.A.Knopf. Third Edition. 1969. Hlm. 425
[13]Wahjudi Djaja. Sejarah Eropa: dari eropa kuno hingga eropa modern. Yogyakarta : Penerbit Ombak. 2012. Hlm.100-101.
[14]R Palmer, Joel    Colton. A History of The Modern World. New York : Alfred.A.Knopf. Third Edition. 1969. Hlm. 428
[15]Wahjudi Djaja. Sejarah Eropa: dari eropa kuno hingga eropa modern. Yogyakarta : Penerbit Ombak. 2012. Hlm.103
[16] Ibid, Hlm.105-106.
[17] Ibid, Hlm.106
[18]Wahjudi Djaja. Sejarah Eropa: dari eropa kuno hingga eropa modern. Yogyakarta : Penerbit Ombak. 2012. Hlm.106
[19] Ibid, Hlm.106-107.
[20] Ibid, Hlm.107
[21] Ibid, Hlm.107
[22]Wahjudi Djaja. Sejarah Eropa: dari eropa kuno hingga eropa modern. Yogyakarta : Penerbit Ombak. 2012. Hlm.108-109
[23] Ibid, Hlm.109
[24]R Palmer, Joel    Colton. A History of The Modern World. New York : Alfred.A.Knopf. Third Edition. 1969. Hlm. 432

Tidak ada komentar:

Posting Komentar